Tampilkan postingan dengan label cerita dongeng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita dongeng. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Januari 2016

Si Lugu dan Angsa Emas

Si Lugu dan Angsa Emas 

Image result for Si Lugu dan Angsa Emas
Ada seorang pria yang memiliki tiga putra, yang termuda di antaranya disebut si Lugu, dan sering diejek, ditertawakan, bahkan diabaikan keberadaannya pada setiap kesempatan. Pada suatu hari, putra yang tertua ingin pergi ke hutan untuk menebang kayu, dan sebelum dia pergi, ibunya memberinya sebuah kue yang lezat dan sebotol minuman yang segar agar dia tidak menderita kelaparan atau kehausan.


Putra pertama tidak mau membagi kue dan minuman kepada pria tua kecilKetika dia tiba di hutan, seorang pria tua kecil berkulit abu-abu bertemu dengannya, yang menyapanya dan berkata, "Berikanlah aku sedikit kue, dan biarkan aku meminum sedikit minumanmu, aku sangat lapar dan haus."

Tetapi pemuda ini menjawab, "Apabila aku memberikan kue dan minumanku, maka aku tidak akan dapat makan dan minum apa-apa lagi, pergilah kamu sekarang."

Dia pun meninggalkan pria kecil itu berdiri di sana. Kemudian pemuda itu mulai menebang pohon, dan saat itu kapaknya terselip dan melukai tangannya sendiri sehingga dia terpaksa pulang ke rumah untuk membalut lukanya.
Image result for Si Lugu dan Angsa Emas
Ternyata, semua kecelakaan yang terjadi itu adalah hasil perbuatan dari si Pria Tua kecil yang tadi ditemuinya. Putra kedua pun lalu masuk ke dalam hutan untuk menebang pohon, dan ibunya memberikan makanan dan minuman seperti yang diberikan kepada putra tertua, kue lezat dan sebotol minuman segar.

Pria tua kecil juga bertemu dengannya, dan memohon untuk diberikan sedikit kue dan minuman, tetapi si Putra Kedua menjawab, "Apabila aku memberikan kue lezat dan minuman segar ini, aku tidak memiliki apa-apa lagi, jadi pergilah kamu."

Dia pun lalu meninggalkan si Pria Tua kecil berdiri di sana. Tidak lama kemudian, si Putra Kedua pun mengalami kecelakaan saat menebang pohon, di mana tanpa sengaja kapaknya melukai kakinya sendiri dengan begitu parahnya sehingga dia harus digotong pulang ke rumah.

Kemudian si Lugu berkata kepada ayahnya, "Ayah, biarkan aku pergi ke hutan untuk menebang pohon.

Namun ayahnya menolaknya, dengan menjawab, "Saudara-saudaramu telah mengalami kecelakaan sampai melukai diri sendiri, apalagi kamu yang tidak mengerti apa-apa tentang bagaimana cara menebang pohon."

Tetapi si Lugu terus memohon sampai lama, hingga akhirnya ayahnya berkata, "Baiklah, pergilah kamu jika kamu mau, pengalaman akan membuatmu lebih bijaksana."

Kemudian ibunya memberinya kue, tetapi kue ini hanyalah kue sederhana, dan sebotol minuman yang sudah sedikit kecut.

Ketika dia tiba di hutan, si Pria Tua kecil itu bertemu dengannya, menyapanya dan berkata, "Berikanlah aku sedikit kuemu, dan minum dari botolmu, aku sangat lapar dan haus."

Si Lugu pun menjawab, "Aku hanya memiliki kue tepung yang sederhana dan minuman yang rasanya sedikit kecut, tetapi jika kamu merasa kue dan minuman ini cukup baik bagi kamu, mari kita duduk bersama dan memakannya."

Lalu mereka duduk, dan saat si Lugu mengeluarkan kue dan minumannya, kuenya menjadi kue yang lezat dan minumannya menjadi minuman yang sangat segar. Kemudian mereka pun makan dan minum.

Tidak lama, si Pria Tua kecil itu berkata, "Kamu memiliki hati yang baik, dan membagi apa yang kamu miliki dengan sukarela, aku akan memberikan kamu suatu keberuntungan. Berdirilah di pohon tua itu, tebanglah, dan di balik akarnya kamu akan menemukan sesuatu."

Si Lugu mendapatkan seekor angsa pada akar pohon yang ditebangSetelah mengatakan hal itu, si Pria Tua kecil itu pun pergi. Si Lugu pun beranjak, kemudian berdiri di dekat pohon yang ditunjuk, lalu mulai menebang pohon tersebut. Ketika pohon itu tumbang, dia melihat seekor angsa dengan bulu terbuat dari emas murni, duduk di antara akar pohon. Dia pun mengangkatnya dan membawanya pergi ke sebuah penginapan di mana dia bermaksud untuk menginap karena hari telah hampir larut malam.

Pemilik penginapan ini memiliki tiga anak perempuan, dan pada saat mereka melihat angsa yang dibawa oleh si Lugu, menjadi penasaran untuk mengetahui apa sebenarnya jenis angsa yang terlihat indah itu.

Mereka pun ingin memiliki satu bulu angsa yang berwarna emas. Putri tertua berpikir, "Aku akan menunggu kesempatan yang baik, dan pada saat yang tepat, aku akan mencabut salah satu bulu angsa emas itu untuk diriku sendiri."

Ketika si Lugu pergi keluar rumah, putri yang tertua dengan cepat berusaha mencabut sebuah bulu pada sayap angsa itu, akan tetapi jari dan tangannya malah melekat pada angsa itu. Setelah itu, datanglah putri kedua yang memiliki gagasan yang sama untuk mencabut salah satu bulu emas untuk dirinya sendiri, tetapi saat dia menyentuh kakaknya, dia juga ikut melekat pada kakaknya. Terakhir datanglah putri ketiga dengan niat yang sama, tetapi yang lainnya berteriak,

"Menjauhlah! jangan mendekat!"

Akan tetapi, putri ketiga tidak tahu mengapa kakak-kakaknya menyuruhnya pergi, dan dia pun berpikir, "Jika mereka berniat mencabut satu bulu angsa emas itu, mengapa aku tidak diperbolehkan?"

Setelah berpikir begitu, dia pun tetap maju untuk mencabut sebuah bulu angsa. Tetapi ketika dia menyentuh kakak-kakaknya, dia pun melekat pada kakaknya tersebut. Mereka terpaksa harus tinggal bersama angsa emas itu sepanjang malam.

Ketiga gadis melekat satu sama lain ke angsa emasKeesokan paginya, si Lugu mengambil angsa emas itu dan mengempitnya di bawah lengannya dan berjalan pergi tanpa mempedulikan mengapa ketiga gadis itumengikutinya ke manapun dia pergi. Ketiga gadis ini selalu mengikutinya, ke mana pun kakinya melangkah.

Saat berjalan di tengah-tengah ladang, mereka bertemu seorang pemuka adat yang saat melihat barisan ini, berkata kepada ketiga orang gadis yang mengikuti si Lugu, "Apakah kalian tidak merasa malu? Berjalan mengikuti seorang anak muda melalui jalan-jalan umum seperti ini? Ayo, tinggalkanlah pemuda itu dan pergilah!"

Dia pun segera menyambar lengan gadis yang termuda, dan saat itu pula tangannya melekat dan menyeret dia pergi bersama si Lugu. Tidak lama setelah itu, seorang pengurus adat melihat pemuka adat yang dihormati ini berbaris mengikuti si Lugu dan tiga orang gadis, maka dia pun berseru, "Hai, ke manakah Anda akan pergi? Apakah Anda lupa akan ada acara yang harus kita laksanakan?"

Lantas, dia memegang jubah sang Pemuka Adat, tetapi setelah dia menyentuhnya, dia pun melekat dan terseret dalam barisan si Lugu. Saat kelima orang ini berjalan beriringan, mereka bertemu dua orang petani yang baru kembali dari ladang, dan sang Pemuka Adat berseru kepada mereka dan meminta mereka untuk datang dan melepaskan mereka dari barisan, tetapi kedua petani ini pun mengalami nasib yang sama dengan yang lainnya, sehingga sekarang ada tujuh orang yang mengikuti si Lugu dan angsa emasnya.

Dalam perjalanan ini, si Lugu tiba di sebuah kota di mana raja yang memerintah hanya memiliki seorang putri yang tidak pernah tertawa dan tak ada orang yang pernah bisa membuatnya tertawa. Oleh karena itulah sang Raja memberikan pengumuman bahwa barang siapa yang bisa membuatnya tertawa, diizinkan untuk menikahi sang Putri.

Sang putri tertawa terbahak bahak melihat barisan si luguSi Lugu, yang mendengar sayembara ini, pergi menghadap ke sang Putri bersama dengan angsa emasnya dan barisan orang yang mengikutinya. Setelah sang Putri melihat tujuh orang yang berjalan beriringan dan terseret-seret antara satu dengan yang lainnya, dia pun tertawa terbahak-bahak, dan seolah-olah sulit untuk berhenti tertawa. Saat itu pula, ketujuh orang yang saling melekat, bisa terbebas.

Si Lugu pun menagih janji sang Raja agar sang Putri dinikahkan dengannya, tetapi sang Raja merasa bahwa si Lugu kurang pantas menjadi menantunya, membuat berbagai alasan untuk menolak si Lugu. Sang Raja pun mensyaratkan bahwa si Lugu harus bisa membawakan seorang pria yang mampu meminum seluruh minuman yang ada dalam gudang minuman sang Raja.

Si Lugu tiba-tiba teringat pada si Pria Tua kecil di hutan yang dipikirnya akan bisa membantunya. Dia pun pergi menuju hutan, dan di tempat yang sama di mana dia dulu menebang pohon, dia melihat seorang pria duduk dengan wajah sangat sedih.

Ketika si Lugu bertanya apa yang terjadi, pria itu menjawab, "Saya sangat haus, dan apapun yang saya minum, tidak bisa memuaskan rasa dahaga saya. Saya tidak senang meminum air dingin, saya lebih senang meminum minuman segar dalam botol kecil ini, tetapi apalah artinya minuman yang hanya sebotol kecil? Rasanya seperti setetes saja bagi pria yang haus seperti saya."

Lalu berkatalah si Lugu, "Aku mungkin bisa membantumu, ikutlah denganku, dan rasa dahagamu akan terpuaskan."

Pria yang ditemui si Lugu di hutan menghabiskan minuman langsung dari tongSi Lugu lalu membawanya langsung ke gudang minuman sang Raja, dan pria itu kemudian duduk sendiri di depan sebuah tong minuman yang besar, lalu minum dan minum, dan sebelum hari menjelang malam, dia telah meminum seluruh minuman yang ada di gudang. Si Lugu lalu menagih janji agar sang Putri bisa menjadi istrinya, tetapi sang Raja menjadi kesal karena si Lugu berhasil memenuhi tugas yang diberikan.

Sang Raja pun membuat satu persyaratan baru. Si Lugu harus bisa menemukan orang yang bisa memakan segundukan roti yang sangat banyak. Tanpa bertanya-tanya lagi, si Lugu pun berangkat ke hutan, dan di tempat yang sama duduklah seorang pria yang perutnya dililit dengan tali dan berwajah sedih.

Pria itupun berkata kepadanya, "Aku sudah makan seluruh roti dalam oven, tetapi semuanya tidak terasa bagi orang yang sangat lapar seperti aku. Perutku terasa kosong, dan aku terpaksa melilitkan tali di perutku karena terlalu lapar."

Si Lugu sangat senang mendengar perkataan orang itu dan berkata, "Bangkitlah segera, dan ikutlah bersamaku. Aku akan memberikan kamu makanan sehingga kamu puas."

Pria di yang di temui si Lugu di hutan, menghabiskan gunangan rotiDia membawanya langsung ke halaman istana, di mana semua makanan di istana telah dikumpulkan dan dimasukkan ke sebuah gunung roti. Pria dari hutan ini lalu bergegas untuk makan, dan dalam waktu satu hari seluruh tumpukan makanan telah menghilang.

Kemudian si Lugu menagih calon istrinya kepada sang Raja untuk ketiga kalinya, tetapi sang Raja, menemukan satu alasan lagi, dan ia pun mengatakan bahwa si Lugu harus membawakan dia sebuah kapal yang mampu berlayar di darat atau di air.

"Jika kamu menemukan kapal seperti itu, kamu akan aku nikahkan dengan putriku."

Si Lugu langsung pergi ke hutan, dan di sana duduklah si Pria Tua kecil berkulit abu-abu, pria tua yang pernah mendapatkan kue dari si Lugu. Si Pria Tua kecil itu pun berkata kepadanya, "Aku sudah menghabiskan minuman dari sebuah gudang istana demi kamu, dan aku telah memakan gunungan roti demi kamu. Aku juga akan memberikan kamu kapal. Semua ini aku lakukan karena kamu sangat baik kepadaku."

Lalu si Pria Tua kecil itu pun memberinya kapal yang bisa berlayar di darat dan di air, dan ketika sang Raja melihat kapal ini, dia tahu dia tidak bisa lagi menahan putrinya untuk tidak menikah dengan si Lugu. Pernikahan pun segera dilangsungkan. Saat sang Raja wafat, si Lugu mewarisi tahta kerajaan, dan hidup berbahagia selamanya bersama sang Putri.

Tikus Kota dan Tikus Desa

Tikus Kota dan Tikus Desa

Image result for dongeng tikusSeekor tikus kota suatu ketika berkunjung ke teman sekaligus kerabatnya yang tinggal di pedesaan. Sebagai makan siang, tikus desa menyediakan gandum, akar-akaran, kacang-kacangan dan air dingin sebagai minuman pelepas dahaga. Tikus kota makan dengan sangat sopannya, mencicipi sedikit ini dan itu, dan tingkah lakunya yang sopan saat memakan makanan yang sederhana itu, cukup jelas terlihat sebagai basi-basi saja.

Setelah makan, kedua tikus berbincang-bincang cukup panjang, tikus kota menceritakan tentang kehidupan di kota, sedangkan tikus desa mendengarkan ceritanya. Mereka berdua akhirnya tidur dengan tenang dan nyaman di sarang yang nyaman di antara semak-semak dan pepohonan sampai pagi hari. Dalam tidurnya, tikus desa bermimpi bahwa dia adalah seekor tikus kota dengan segala kemewahan dan keindahan kehidupan kota seperti yang temannya ceritakan tadi siang. Sehingga saat hari berikutnya ketika tikus kota mengajak tikus desa untuk berkunjung ke rmahnya di kota, dengan senang tikus desa mengiyakannya.

Tikus desa dan kota berlari ketakutan saat mendengar kucing yang mengeongKetika mereka mencapai rumah besar di mana tikus kota tersebut tinggal, mereka menemukan meja ruang makan penuh dengan makanan sisa yang lezat. Di atas meja tersebut mereka mendapatkan manisan, agar-agar, keju yang lezat, semua jenis makanan yang menggoda yang pernah dibayangkan oleh sang Tikus. Tetapi saat tikus desa akan mencicipi sedikit makanan, dia mendengar seekor kucing yang mengeong keras sambil menggaruk-garuk pintu dengan cakarnya. Dalam rasa takut yang sangat besar, tikus-tikus tersebut berlari sembunyi dan berdiam diri untuk waktu yang lama, seolah-olah bernapas pun mereka takut. Ketika akhirnya mereka bisa kembali ke meja makan, pintu terbuka tiba-tiba dan masuklah pelayan untuk membersihkan meja, diikuti oleh seekor anjing rumah.

Tikus desa singgah di sarang tikus kota sebentar hanya untuk mengambil tas dan payungnya.

"Kamu mungkin memiliki kemewahan dan segala sesuatu yang lezat yang tidak saya miliki," kata tikus desa sambil beranjak pergi tergesa-gesa, "Tetapi saya lebih memilih makanan dan kehidupan sederhana di desa dengan segala kedamaian dan ketenangan di sana."

Kehidupan sederhana yang aman lebih baik dibandingkan kehidupan mewah yang dikelilingi oleh rasa takut dan ketidak-pastian.

Dua Orang yang Memperebutkan Bayangan Keledai

Dua Orang yang Memperebutkan Bayangan Keledai 

Image result for Keledai

 Pemilik keledai bertengkar dengan pengembara yang menyewa keledainyaSeorang pengembara menyewa seekor keledai untuk membawanya ke suatu tempat yang jauh. Pemilik keledai itu juga ikut pergi beserta pengembara itu, berjalan di sampingnya untuk menuntun sang Keledai dan menunjukkan jalan.

Jalan menuju tempat yang di tuju adalah jalan yang tandus di mana tidak ada sebatang pohon pun yang tumbuh di sepanjang jalan. Karena matahari bersinar sangat terik, pengembara itu akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak dan beristirahat, dan karena tidak ada tempat untuk berteduh dapat ditemukan di tempat itu, pengembara itu lalu duduk di bawah bayang-bayang sang Keledai.

Sekarang panas matahari juga telah mempengaruhi si pemilik keledai, sehingga pemilik keledai tersebut juga berharap untuk bisa beristirahat di bawah naungan bayangan sang Keledai, ia mulai bertengkar dengan pengembara dan mengatakan bahwa pengembara itu hanya menyewa keledainya, dan tidak termasuk bayangan dari sang Keledai.

Tidak lama kemudian, mereka saling berkelahi tanpa menyadari bahwa sang Keledai berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

Karena bertengkar memperebutkan sesuatu yang tidak nyata, kita kadang kehilangan harta yang paling utama.

Senin, 07 Desember 2015

1001 malam

1001 malam

Image result for 1001 malamMalam itu Zahra terlihat sudah sangat mengantuk. Matanya terlihat sayu dengan sesekali dia menguap menahan kantuk yang melandanya. Ayahnya tahu bahwa Zahra sudah mulai mengantuk, dia lalu menyuruh Zahra untuk mematikan Televisi dan mengantarnya pergi ke kamar tidurnya.

“Ayah.. aku ingin di ceritakan seperti biasa. Ceritakanlah pada ku sebuah dongeng sebelum tidur untuk mengantar tidur ku”. Rengek Zahra.
“Baiklah.. akan ayah ceritakan kisah pengantar tidur. Kali ini Zahra mau kisah yang seperti apa?’. Tanya ayahnya sembari tersenyum.
“Aku ingin ayah ceritakan sebuah cerita dongeng yang baru, jangan hanya tentang dongeng si kancil, atau dongeng tentang binatang seperti biasa. Ceritakan pada ku sebuah cerita dongeng yang mengisahkan seorang wanita yang cerdas. Agar suatu saat aku bias seperti dia”. Kata Zahra dengan polosnya.

Mendengar celoteh anaknya, sang ayah hanya tersenyum simpul. Ternyata anaknya yang lugu ini dapat berfikir tentang cita-citanya di masa depan.
“Baiklah.. kali ini ayah akan ceritakan sebuah kisah yang cukup menarik. Apakah kau sudah pernah mendengar cerita tentang aladin, kisah abunawas, atau cerita-cerita 1001 malam lainya?”. Tanya sang ayah.
“aku pernah mendengar beberapa dari cerita dongeng itu, memang sangat menarik. Apakah kali ini ayah kan bercerita tentang dongeng 1001 malam?”. Tanya Zahra lagi.
“iya.. tapi bukan tentang Aladin dan lampu wasiat ataupun kisah tentang Abu Nawas yang jenaka, tapi cerita tentang dari mana kisah 1001 malam di mulai”. Kata sang ayah menjelaskan.

“Wah.. sepertinya sangat menarik. Lekas ceritakan ayah..!! aku sudah tidak sabar mendengarnya”. Rengek Zahra yang sudah tidak sabar.
Lagi-lagi sang ayah hanya tersenyum simpul mendengar rengek anaknya. Dan ahirnya ayah itupun mulai bercerita.
“Baiklah anak ayah yang paling manis, segera pakai selimut mu dan dengarkan kisah ayah ini ya..”. kata sang ayah.


Cerita Dongeng 1001 Malam

Dahulu kala di sebuah dataran arab, ada sebuah kerajaan yang sangat besar. Kerajaan itu di pimpin oleh seorang raja yang sangat baik dan bijaksana. Hingga pada suatu hari, sang raja yang masih belum memiliki permaisuri itu jatuh cinta dengan seorang wanita yang sangat cantuk rupawan, lalu diapun memutuskan untuk menikahinya dan menjadikanya sebagai permaisuri. Kehidupan sang raja terasa semakin lengkap, dan hari-hari dia lalui dengan penuh kebahagiaan.

Tapi hal tersebut tak berjalan lama, karena pada suatu hari sang raja mengetahui bahwa permaiosurinya telah menghianati kepercayaan cintanya. Permaisuri itu ternyata menduakan cinta sang raja dengan seorang pengawal kerajaan. Menghadapi hal itu, sang raja sangat murka. Kesetiaan yang selama ini dia jaga ternyata di hianati oleh wanita yang paling di cintainya. Dan ahirnya sang raja memutuskan hukuman mati untuk isterinya dan pengawal tersebut.

Tapi kisah itu tidak berahir begitu saja. Ternyata karena penghianatan isterinya, sang raja menjadi sangat dendam dan membenci para wanita. Tapi walau bagaimanapun, sang raja tidak bias hidup dalam kesendirian. Maka dia selalu mencari wanita-wanita cantik, kemudian dia nikahi dan di jadikan isteri. Tapi anehnya, setelah sehari semalam.. dia akan menghukum mati isteri barunya tersebut. Dia beralasan bahwa dengan begitu tak ada lagi permaisuri yang akan menghianatinya.

Sudah hamper ratusan wanita yang menjadi korban dari keegoisan dan dendan sang raja. Tapi para penasehat dan menteri kerajaan tak memiliki keberanian untuk menegur kesalahan sang raja. Hingga para pejabat kerajaan dan rakyat negeri itu selalu di hantui rasa cemas. Takut bila mana suatu saat raja kan melamar anak-anak gadis mereka. Sebuah kebahagiaan yang hanya bertahan sesaat kemudian akan berubah menjadi tangis dan kesedihan karena kematian.

Perilaku sang raja berjalan cukup lama, hingga rakyat semakin di buat gusar oleh tingkah laku raja mereka. Dan jika terus di biarkan, tak tertutup kemungkinan akan terjadi sebuah pemberontakan besar. Dan ternyata hal ini disadari oleh seorang puteri penasehat. Puteri itu sangat cerdas dan pandai. Dia berniat untuk merubah raja dan mengingatkanya pada jalan kebaikan. Dia ingin meyakinkan raja, bahwa masih ada isteri setia di dunia ini. Dan tak semua wanita itu memiliki sifat ingkar.

Diapun kemudian menyampaikan niat tersebut kepada ayahnya. Tentu saja ayahnya sangat keberatan. Dia takut jika nanti puterinya akan berahir sama seperti wanita-wanita lainya, yaitu di hokum mati. Tapi sang puteri coba meyakinkah yahnya bahwa dia pasti dapat menjaga diri. Dan Allah selalu bersama mereka yang memiliki niat yang baik dalam jalan kebenaran.

Ahirnya sang ayah pun mengikuti kehendak puteri semata wayangnya. Walau dengan berat hati, dia pun menikahkan puterinya dengan sang raja. Tentu raja sangat senang, karena puteri tersebut memang memiliki parasyang sangat cantik. Dan pesta pernikahan pun di gelar dengan besar-besaran. Tapi walau terlihat megah, tak tampak wajah ceria yang terlihat. Karena mereka sudah tahu nasib apa yang akan menimpa puteri tersebut. Bahkan suasana pesta terkesan hambar dan menyedihkan.

Ahirnya setelah pesta usai, sang raja pun menyusul sang puteri ke peraduan. Itu adalah malam pertama pernikahan mereka yang membahagiaakan. Ketika sang puteri melihat sang raja telah berada di sampingnya, sang puteripun berkata..
“Wahai suami ku, maukah kau mendengar sebuah kisah yang menarik..”. Tanya sang puetri yang kini sudah menjadi permaisuri.
“Wah.. tentu saja permaisuri ku, aku sangat senang sekali mendengar sebuah cerita..”. jawab sang raja yang memang gemar mendengarkan cerita-cerita yang menarik.

Ahirnya permaisuripun memulai ceritanya, cerita berjalan begitu menarik. Dan sang raja terlihat mendengar cerita itu dengan penuh antusias. Tapi ketika cerita telah sampai pada bagian yang paling seru, sang permaisuri menghentikan ceritanya,,
“Suami ku, malam sudah hamper pagi. Akan ku lanjutkan lagi ceritanya besok malam. Sekarang kita tidur dulu..”. kata permaisuri sambil tersenyum. Dan raja menyetujuinya. Karena serunya kisah yang di ceritakan oleh sang ratu, sang raja selalu merasa penasaran. Hingga dia tidak sabar dan berharap hari segera malam. Dan malam berikutnya sang ratu kembali melanjutkan ceritanya. Ketika cerita yang satu telah usai, dia kembali menyambungnya dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik. Hingga membuat sang raja semakin penasaran. Tapi sebagai mana di malam pertama, kisahnya akan terpotong di bagian yang paling seru. Permiasuri sengaja menggantung ahir cerita dan berjanji akan meneruskan di malam berikutnya dengan alas an yang sama.

Tak terasa, ratusan kisah telah di ceritakan oleh sang permaisuri. Dan ratusan malam telah dia lalui bersama sang raja. Dan setelah malam yang ke 1000, maka sang puteri mengahiri kisahnya pada malam yang ke 1001. Dan di malam terahir itu, sang puteri mengingatkan sang raja bahwa apa yang di lakukan oleh sang raja selama ini adalah salah. Dan permaisuri membuktikan, bahwa seorang wanita yang setia itu masih ada, dan tak semua wanita suka ingkar janji.

Mendengar penjelasan isterinya itu, ahirnya sang raja tersadar. Bahwa selama ini dia banyak melakukan kesalahan pada rakyatnya. Dan isterinya yang bijaksana itu rela mengambil resiko dengan mempertaruhkan keselamatan nyawanya demi mengingatkan dia. Dan setelah hari itu, sang raja kembali menjadi raja yang bijak dan adil. Dengan di damping permaisuri yang paling di cintainya, dia memimpin kerajaanya dengan lebih bijaksana. Dan seluruh rakyat sangat berterima kasih dan merasa berhutang budi pada pengorbanan sang puteri. Dan dari 1001 malam yang telah di lewati, maka kisah-kisah itu di kenal dengan cerita 1001 malam.

Sang ayahpun mengahiri ceritanya. Dia melihat Zahra telah terlelap dengan pulas. Sang ayah hanya tersenyum melihatnya. Setelah mengecup dahi anaknya, sang ayah itupun beranjak dari tempat tidur dan berjalan untuk mematikan lampu kamar.
“Serlamat tidur anak ku, semoga mimpi indah..”. kata sang ayah sembari menutup pintu kamar tidur Zahra.